Program BEAD (Broadband Equity, Access, and Deployment) menghadapi tantangan besar dalam upayanya menutup kesenjangan akses internet di Amerika Serikat, terutama karena preferensi yang kuat terhadap penggunaan kabel serat optik (fiber optic) dalam proyek penyebaran broadband. Menurut laporan yang dirilis oleh Information Technology & Innovation Foundation (ITIF), hal ini membatasi efektivitas dan jangkauan program tersebut. Program ini, yang didanai sebesar $42,45 miliar, awalnya bertujuan untuk mengurangi biaya awal penyebaran broadband dan menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi bagi setiap orang Amerika.
Namun, ITIF mengkritik bahwa penggunaan kabel fiber yang mahal mengurangi efisiensi dan memperlambat distribusi dana ke daerah yang paling membutuhkan akses internet. ITIF mengusulkan agar BEAD mengadopsi pendekatan netral terhadap teknologi, sehingga bisa memanfaatkan alternatif yang lebih murah dan masih memiliki performa yang baik, seperti broadband nirkabel tetap dan layanan satelit. Mereka berpendapat bahwa ini akan menghemat miliaran dolar yang seharusnya dapat digunakan untuk mengatasi masalah lain dalam kesenjangan digital, seperti keterjangkauan untuk rumah tangga berpendapatan rendah dan literasi digital.
Para ahli yang mendukung fiber-optic berpendapat bahwa meskipun mahal, fiber-optic memiliki keunggulan dalam hal ketahanan dan kinerja jangka panjang dibandingkan dengan satelit yang memerlukan penggantian secara periodik. Namun, ITIF dan beberapa pihak lainnya berargumen bahwa program ini harus lebih fleksibel dan terbuka untuk teknologi lain yang dapat menjangkau lebih banyak orang dengan biaya lebih rendah. Sebagai tambahan, terdapat juga kritik terhadap pengelolaan program ini oleh NTIA, yang dinilai terlalu politis dan tidak efisien.