Pada tahun 2024, dunia teknologi menghadapi beberapa tren yang mengkhawatirkan, mencerminkan kemajuan yang pesat namun juga membawa tantangan baru yang signifikan. Salah satu yang paling menonjol adalah ledakan alat berbasis AI yang tidak berguna, di mana banyak perusahaan meluncurkan produk AI yang menjanjikan peningkatan produktivitas tetapi justru menghasilkan output yang tidak efektif atau bahkan merugikan. AI yang seharusnya meningkatkan efisiensi malah membuat pekerjaan lebih sulit, dengan produk yang buruk dan solusi yang tidak memberikan nilai nyata bagi pengguna. Hal ini membuat banyak konsumen dan bisnis kecil merasa kewalahan.

Selain itu, privasi digital semakin terancam. Pengumpulan data yang berlebihan oleh perusahaan teknologi besar, terutama dengan alat pemantauan berbasis AI, semakin sulit dibendung. Penggunaan teknologi pengenalan wajah yang semakin meluas tanpa pengawasan yang memadai mengkhawatirkan, sementara perangkat rumah pintar mulai memata-matai percakapan pengguna tanpa izin. Dalam hal ini, perusahaan teknologi seringkali menghindari perlindungan privasi dengan menggunakan syarat layanan yang rumit, menjadikan hak konsumen untuk keluar dari pengumpulan data semakin terbatas.

Tren lain yang mengganggu adalah model "everything-as-a-service," di mana produk yang dulunya dibeli sekali seumur hidup kini diubah menjadi langganan bulanan, seperti kursi mobil yang dipanaskan atau bahkan printer yang mengharuskan pengguna membayar langganan untuk menggunakan tinta. Ini menjadi beban finansial bagi banyak konsumen dan menambah frustrasi mereka.

Selain itu, perkembangan perangkat keras juga semakin berfokus pada pembaruan minor tahunan yang memaksakan konsumennya untuk sering mengganti perangkat mereka, menciptakan limbah elektronik yang sangat besar. Semua ini menunjukkan bahwa industri teknologi perlu melakukan perubahan besar untuk memastikan masa depan yang lebih berkelanjutan dan etis.